SORGA Sendirian

*dengan kertas kecil dan pulpen minjem abang-abang tukang jualan minuman dan gorengan

SORGA | 07.50

Hari ini berencana lari. Janjian dengan David dan Octa. Keduanya tidak datang, mengecewakan sekali. Tapi tak apa, dengan bekal mp3 player (minjem Yogi, adiknya Iet, my room mate) dan babi panggang di dalam perut, saya berhasil menaklukan arena lari itu 6 kali putaran. Biasanya saya cuma sanggup 2 putaran.

Saya melihat banyak wajah di tempat ini. Dengan ekspresi yang beragam. Mereka saling menyapa, entah kenal karena bertetangga atau sering bertemu di tempat ini. Ada yang berpasangan, mereka berlari sebentar kemudian menghabiskan waktu lebih banyak dengan berjalan berdua.

Bicara tentang motivasi berlari, pasti berbeda-beda. Ada yang hobi. Ada yang habit. Ada yang harus. Mungkin karena sakit sehingga harus berolahraga. Ada yang berlari lurus dan ada yang berlari mundur. Lucu.

Saat ini handphone saya menunjukkan pukul 8, tapi ada yang baru mulai lari, banyak yang sudah ngos-ngosan, ada pula yang sudah mengkonsumsi gorengan atau makanan kecil. Ada juga saya, yang menulis.

Matahari mulai bersinar dengan tegas. Buat saya, kondisi ini sudah tidak enak lagi untuk tetap berlari, tapi ada yang masih tekun berlari. Ternyata berlari pun butuh ketekunan apalagi kegigihan. Kegigihan untuk membakar babi panggang di perut ini.

Terlihat banyak pepohonan di tempat saya duduk saat ini sambil menengguk sebotol air mineral. SORGA ini salah satu tempat yang menyenangkan dan mengesankan. Semoga SORGA ini tidak digusur atau diganti untuk pembangunan pusat perbelanjaan atau tempat lain. Karena sepertinya banyak momen yang ditinggalkan di tempat ini. Termasuk untuk saya saat ini 🙂